Peraturan resmi panitia SNMPTN 2015 bisa
kamu baca disini, namun di
artikel ini gue mau bahas beberapa hal yang sekiranya penting dan perlu untuk
mendapatkan penjelasan tambahan.
1. Pendaftaran
Pendaftaran SBMPTN 2015 akan dibuka
secara online di website http://pendaftaran.sbmptn.or.id mulai
tanggal 11 Mei 2015 pukul 08.00 WIB sampai dengan 29 Mei 2015 pukul 22.00
WIB. Sebagai informasi, pengumuman hasil seleksi SNMPTN akan dilaksanakan pada
tanggal 9 Mei 2015. Jadi misal apabila ga diterima SNMPTN, lo bisa langsung
daftar di SBMPTN beberapa hari kemudian.
Pendaftaran SBMPTN dibuka untuk lulusan
SMA/MA/SMK/MAK tahun 2013, 2014, dan 2015. Biaya Pendaftaran sebesar
Rp100.000,- dapat dibayarkan melalui Bank Mandiri, Kantor Pos setempat, atau
ATM Bersama.
2. Pelaksanaan Ujian
Ujian tertulis SBMPTN rencananya akan digelar selama 1 hari tanggal
9 Juni 2015. Tanggal ini merupakan bersamaan waktu pelaksanaan daftar ulang
bagi siswa yang telah diterima melalui jalur SNMPTN 2015. Daftar ulang SNMPTN
tidak bisa diwakilkan, jadi misal kamu diterima SNMPTN tetapi ingin mengikuti
SBMPTN, pilihannya ada 2:
- Tidak daftar ulang SNMPTN (yang berarti melepas
status diterima SNMPTN) untuk mengikuti SBMPTN.
- Daftar ulang SNMPTN sehingga tidak bisa ikut
SBMPTN.
Perlu diketahui juga bahwa melepas
status diterima SNMPTN mungkin dapat mengurangi index sekolahmu di PTN yang
telah kamu tinggalkan. Siapa
sih yang ga sebel, udah diterima cintanya tapi tiba-tiba diputusin.. Aku tuh ga
bisa diginiin!
3. Materi Ujian
Materi ujian SBMPTN tersebut terdiri
dari:
- Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA), yang
terdiri atas soal Tes Kemampuan Verbal, Numerikal, Figural, Matematika
Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, masing-masing 15 soal dengan
alokasi waktu pengerjaan 105 menit;
- Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek), yang
terdiri atas soal Matematika IPA, Kimia, Fisika, dan Biologi,
masing-masing 15 soal dengan alokasi waktu 105 menit; dan/atau
- Tes Kemampuan Dasar Soshum (TKD Soshum), yang
terdiri atas soal Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, masing-masing 15
soal dengan alokasi waktu pengerjaan 75 menit.
4.
Kelompok Ujian
Kelompok ujian SBMPTN terbagi menjadi 3
(tiga), yaitu:
- Kelompok Ujian Saintek (IPA) dengan materi
ujian TKPA dan TKD Saintek
- Kelompok Ujian Soshum (IPS) dengan materi
ujian TKPA dan TKD Soshum
- Kelompok Ujian Campuran (IPC) dengan materi
ujian TKPA, TKD Saintek, dan TKD Soshum.
Kalian dapat mengikuti kelompok ujian
Saintek, Soshum, atau Campuran tanpa dibatasi penjurusan di sekolah asal. Jadi
buat yang misal SMA IPA, boleh ikut kelompok ujian Soshum atau Campuran, ga
harus Saintek. Bagi yang SMK Akuntansi, boleh milih Kelompok Ujian Saintek,
dll. Intinya dia
ga melihat masa lalu mu pacaran sama jurusan apa, SBMPTN akan selalu menerimamu
apa adanya, halah...
5. Pemilihan
Jurusan/Prodi
Kamu dapat memilih prodi sesuai dengan
kelompok ujian yang diikuti. Peserta kelompok ujian Saintek dapat memilih
sebanyak-banyaknya 3 prodi Saintek, peserta kelompok ujian Soshum dapat memilih
sebanyak-banyaknya 3 prodi Soshum, dan kelompok ujian Campuran dapat memilih
sebanyak-banyaknya 3 Prodi yang merupakan campuran dari kelompok Saintek dan
Soshum.
Jika kamu hanya memilih 1 prodi dapat
memilih prodi di PTN manapun, sedangkan jika kamu memilih 2 prodi atau lebih,
maka salah satu pilihan prodi tersebut harus di PTN yang berada dalam satu
wilayah dengan tempatmu mengikuti ujian. Peserta dibebaskan memilih lokasi
ujian yang paling mudah diakses. Tempat ujian tidak menjadi kriteria
penerimaan.
Pembagian wilayah sesuai dengan aturan
SBMPTN:
- Wilayah 1 meliputi seluruh PTN yang ada di Pulau
Sumatera, Kalimantan Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat (+ Untan);
- Wilayah 2 meliputi seluruh PTN yang berada di
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta;
- Wilayah 3 meliputi seluruh PTN yang berada di
Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan (- Untan); dan
- Wilayah 4 meliputi seluruh PTN yang ada di Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
6. Hal yang sering salah dipahami
Selama menjadi admin di @info_SNMPTN, ada beberapa pertanyaan yang
sangat sering ditanyakan dan kesalahpahaman dalam hal tersebut, antara lain:
A) Pemilihan jurusan, jenis tes dan wilayah
Kesalahpahaman ini mungkin disebabkan
karena sebagian besar siswa menganggap sistem SNMPTN dan SBMPTN sama. Padahal
ada beberapa perbedaan cukup mendasar.
Beberapa item yang harus dibedakan di antara
kedua jalur tersebut:
- SBMPTN tidak peduli asal dan jurusan sekolahmu
dulu. Jadi entah kamu dari SMA IPA, IPS atau SMK kamu bebas memilih
jurusan kelompok saintek atau soshum, cuma ya seperti dalam bagan diatas,
jurusan yang kamu pilih akan mempengaruhi jenis ujian yang akan kamu
jalani. Misal nih, contoh si Frieska anak SMK Farmasi, trus dia pas
SBMPTN milih pilihan 1 itu jurusan Farmasi UNAIR (Saintek-wilayah III),
pilihan 2-nya Kimia ITS (Saintek-wilayah III) dan pilihan 3 Manajemen UGM
(Soshum-wilayah II), maka jenis ujian yang dia harus jalani adalah kelompok campuran,karena jurusan yang diambil Frieska terdapat jurusan kelompok saintek
dan soshum.
- Wilayah tidak sama dengan provinsi.
Di SNMPTN terdapat aturan bahwa salah satu jurusan yang dipilih harus
berasal dari PTN yang berada satu provinsi dengan asal sekolah. Nah kalo di SBMPTN agak beda aturannya, di SBMPTN aturannya salah
satu jurusan yang dipilih harus berasal dari PTN yang berada satu wilayah dengan panitia lokal tempat peserta mengikuti ujian.
Wilayah di sini tidak sama dengan provinsi, wilayah merupakan
gabungan dari beberapa provinsi, yang tentuscope-nya lebih
luas. Dalam contoh nomor 1 di atas, Frieska bisa mengikuti ujian di semua
panitia lokal dalam wilayah II dan III, karena jurusan yang dia pilih
berasal dari PTN di kedua wilayah tersebut.
B) Kesalahpahaman tentang Passing Grade
Passing grade (batas minimal) merupakan
fenomena tersendiri yang popular bagi calon mahasiswa baru. Banyak
yang beranggapan bahwa passing
grade merupakan batas minimal agar diterima di
sebuah PTN. Pandangan itu sebetulnya keliru, karena pada dasarnya PTN
maupun panitia SBMPTN tidak pernah menggunakan passing grade dalam sistem seleksi
penerimaannya.
Sederhananya, pertimbangan peserta ujian
lolos/tidak adalah berdasarkan nilai-nilai terbaik yang disesuaikan dengan
kuota. Misal kuota jurusan Teknik Kimia PTN X tahun ini 50 anak, maka 50 anak
dengan nilai terbaik yang mendaftar PTN X yang akan diterima. Jadi pada
prinsipnya, jangan menjadikan passing grade sebagai indikator, kejarlah nilai
setinggi-tingginya untuk bisa mengalahkan para pesaing lo yang mau
jurusan/prodi yang lo incer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar