Teringat perjuangan ketika masih kuliah dan menyusun tugas akhir skripsi, ketika skripsi kita dicorat coret oleh pembimbing karena salah, ketika yang dicoret tersebut kita tidak mengerti dan dosen pemimbing sudah pergi kita tidak tahu lagi harus bertanya kepada siapa. Ketika sudah selesai direvisi dan ternyata skripsi masih juga ditolak dan belum boleh mengikuti ujian sidang akhir.
Pastinya disini terjadi sebuah pergolakan batin, antara
meneruskan skripsi dan memperoleh gelar sarjana atau cabut kuliah dan akhirnya
di DO oleh kampus. Jelas kita pasti akan memilih terus kerjakan skripsi dan
memperoleh gelar sarjana, karena pada hakekatnya kita kuliah itu adalah amanat
dari orang tua dan kita jelas harus melaksanakan amanat tersebut.
Skripsi kita dicoret coret oleh pembimbing sebenar bukan karena
skripsi kita jelak dan tidak layak, akan tetapi pembimbing itu menguji mental
dan kesabaran kita, karena sebenarnya tantangan hidup diliuar dunia kampus itu
sangat keras dan sangat rumit, apabila kita sebagai mahasiswa tidak dapat
menyelesaikan skripsi dan tidak dapat menyelesaikan setiap permasalahan di
dalam dunia kampus bagaimana bisa mahasiswa tersebut ketika sudah lulus dapat mengahadapi
kerasnya dunia luar itu mungkin pemikiran dari para dosen pembimbing.
Mungkin hanya sekian yang dapat saya berikan kepada setiap
pembaca khususnya para mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi
dan akan segera lulus dan menjadi sarjana. Ingat skripsi yang bagu itu adalah
skripsi yang selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar